TBC pada anak terjadi karena anak menghirup bakteri Mycobacterium tuberculosis yang terbang di udara. Bakteri tersebut kemudian berdiam di paru-paru dan berkembang. Perkembangan bakteri inimemungkinkannya untuk menjalar ke bagian tubuh yang lain, seperti tulang belakang, ginjal, bahkan otak.

Anak-anak yang terkena TBC kemungkinan besar tidak tertular dari teman-temannya yang sebaya, melainkan dari orang dewasa yang sudah mengidap penyakit tersebut. Ketika orang dewasa yang sudah mengidap TBC batuk atau bersin, bakteri turut menyebar ke udara. Pada saat itulah dapat terjadi penularan bagi anak-anak yang berada di sekitar.

Penyakit TBC atau biasa disebut TB ditandai oleh dua tahap perkembangan.

  • Pertama, tahap infeksi. Pada tahap ini anak-anak sudah terinfeksi kuman TBC. Tubuh sudah kemasukan bakteri, namun dalam jumlah kecil. Daya tahan yang kuat memungkinkan tubuh untuk mencegah infeksi ini berkembang lebih parah dan menimbulkan gejala.
  • Namun ketika bakteri sudah berkembang biak, barulah timbul gejala hingga akhirnya memasuki tahap kedua, yaitu mengidap penyakit TBC.

Pada anak-anak yang lebih tua, penyakit TBC dinilai sebagai penyakit laten karena biasanya infeksi bakteri masih tidak menunjukkan adanya gejala. Meski sudah menggunakan pemeriksaan foto Rontgen, biasanya tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, digunakan tes kulit tuberkulin.

Tes tuberkulin dilakukan untuk memastikan apakah seorang anak terinfeksi virus tuberkulosis. Jika hasil tes tuberkulin adalah positif, kemungkinan besar si anak telah terinfeksi oleh kuman TBC. Meskipun tidak memperlihatkan gejala-gejala penyakit apa pun, anak disarankan mendapatkan pengobatan jika telah dinyatakan positif pada hasil tes.

Ketika menimbulkan gejala TBC, beberapa keadaan di bawah ini mungkin bisa timbul pada si anak :

  • Batuk yang menetap
  • Lelah dan lemah
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kehilangan berat badan
  • Murung
  • Lekas marah
  • Sesak napas
  • Berkeringat di malam hari
  • Terjadi pembengkakan kelenjar

Pengobatan TBC pada anak difokuskan untuk penyembuhan, baik pada anak yang baru terinfeksi bakteri TBC dan belum menampakkan gejala apa pun, maupun pada anak yang sudah dalam tahap mengidap TBC.

Sistem pengobatan keduanya berbeda. Anak yang baru terinfeksi bakteri TB akan diberikan obat yang harus dikonsumsi tiap hari selama sekitar sembilan bulan. Obat ini adalah jenis antibiotik yang disebut isoniazid yang biasanya juga diberikan kepada pasien dewasa.

Sementara itu pada anak yang telah mengidap TBC aktif, diberikan pengobatan yang biasanya terdiri atas dua jenis obat antibiotik atau lebih. Obat tersebut harus dikonsumsi tiap hari selama sekitar 6-18 bulan. Pada tahap ini, tidak semua obat yang diberikan pada anak sama dengan obat yang biasa diberikan pada orang dewasa, misalnya ethambutol. Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena dapat memberi dampak berbahaya bagi penglihatan.

Indonesia berada pada posisi kelima, negara dengan angka insiden TBC tertinggi di dunia. Melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan kesehatan, maka TBC bisa dicegah. Termasuk dalam hal upaya penyembuhan, pelaksanaan prosedur pengobatan sampai tuntas harus dilakukan. Secara berangsur, penyakit ini akan sembuh dan anak-anak dapat hidup sehat kembali.

CategoryArtikel
Write a comment:

*

Your email address will not be published.

© 2022 - RS Delima Asih support by PT. PMI

Telepon Kami       (0267) 403 073