Proses Terjadinya Penularan TBC

Penularan TBC paling umum terjadi melalui udara. Ketika seseorang yang telah mengidap penyakit TBC batuk, bersin, atau berbicara dengan memercikkan ludah, bakteri TB akan ikut melalui ludah tersebut untuk terbang ke udara. Selanjutnya, bakteri akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirup.

Penyakit TBC tidak menular melalui kontak fisik, seperti jabat tangan, atau menyentuh peralatan pribadi milik penderita. Berbagi makanan dan minuman dengan penderita bahkan berciuman juga tidak menularkan bakteri TB dari penderita ke orang lain.

Tuberkulosis atau yang biasa disebut dengan penyakit TB atau TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru, meski ada organ tubuh lain yang dapat terserang penyakit TBC, yaitu tulang belakang, ginjal, atau otak.

Pada dasarnya penularan TBC tidak semudah yang dibayangkan. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung bakteri TB dapat langsung sakit. Bakteri yang berada di udara bisa bertahan berjam-jam sebelum akhirnya terhirup. Ketika terhirup, tubuh yang memiliki sistem imun yang kuat akan segera membunuh bakteri yang masuk. Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka yang sering bertemu atau berdiam di tempat yang sama dengan penderita, seperti keluarga, teman sekantor, atau teman sekelas.

Ketika terhirup dan sistem imun tidak berhasil menyingkirkan bakteri, maka bakteri akan berdiam di paru-paru. Pada kebanyakan kasus, bakteri yang terhirup akan berdiam di paru tanpa menimbulkan penyakit atau menginfeksi orang lainnya. Bakteri tetap ada di tubuh sambil menunggu saat yang tepat untuk menginfeksi, yaitu ketika daya tahan tubuh sedang rendah.

Ada dua kondisi yang mungkin terjadi ketika seseorang menghirup bakteri TB, yaitu:

Laten

Yaitu kondisi ketika tubuh sudah didiami oleh bakteri TB. Ketika sistem kekebalan tubuh sedang baik, sistem imunitas dapat menghalau bakteri. Dengan demikian, bakteri tidak menyerang dan Anda tidak terinfeksi TBC. Anda pun tidak mengalami gejala-gejala penyakit TBC dan tidak berpotensi menulari orang lain. Meski begitu, bakteri dapat aktif dan menyerang Anda kembali sewaktu-waktu, terutama saat sistem kekebalan tubuh sedang melemah.

Karenanya, meskipun masih dalam kondisi laten, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan antibiotik guna mencegah penyakit TBC. Apabila seseorang dalam keadaan laten TBC tidak mendapatkan perawatan, potensi untuk terjadinya penyakit TBC adalah 5-10 persen lebih tinggi dibandingkan seseorang yang menjalani pencegahan.

Pengidap TBC aktif

Ini adalah kondisi Anda yang sudah mengidap penyakit TBC. Bakteri pada tubuh Anda telah aktif sehingga Anda mengalami gejala-gejala penyakit TBC selain turut berpotensi menulari orang lain. Disarankan bagi pengidap TBC aktif untuk mengenakan masker, menutup mulut ketika batuk dan bersin, serta tidak meludah sembarangan. Selain itu, Anda sudah harus berobat secara rutin sesuai prosedur medis agar cepat sembuh dan mencegah terjadinya kekebalan bakteri terhadap obat TB.

Cegah TBC Sedini Mungkin

Inilah waktu yang tepat bagi Anda yang belum terinfeksi TBC untuk melakukan tindakan pencegahan agar Anda atau keluarga tidak sampai mengidap penyakit ini. Ada beberapa cara untuk mencegahnya, yaitu:

  • Pemeriksaan TB terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi
  • Memperbaiki sirkulasi udara untuk mencegah bakteri berdiam dalam ruangan
  • Jika terbukti mengidap TB fase laten, mengikuti prosedur pengobatan sebelum menjadi aktif.

Meskipun penularan TBC nyatanya tidak semudah yang dikira, Anda tetap disarankan untuk tetap waspada. Bakteri penyakit menular ini selalu ada di udara dan siap menyerang kapan saja. Satu hal lagi, lebih baik bagi Anda untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal. Dengan demikian, penyakit apa pun tidak akan mudah menyerang.

Write a comment:

*

Your email address will not be published.

© 2022 - RS Delima Asih support by PT. PMI

Telepon Kami       (0267) 403 073